Jumat, 02 April 2010

ROSES PENILAIAN DALAM KARYA FOTOGRAFI

Dari mata turun ke hati. Pernyataan tersebut sering digunakan dalam situasi percintaan. Akan tetapi pernyataan itu bisa saja sejalan dengan ‘dunia lain’ seperti fotografi, apabila ‘ditarik’ salah satu makna dari kalimat tersebut yakni sebuah proses. Proses yang ingin saya bahas kali ini adalah foto yang memiliki jiwa (soul).

Mata sebagai pintu dari penilaian bukanlah sebuah akhir dari penilaian fotografi. Meski mata adalah hal penting didalam ‘pengalihan’ atau ‘ketertarikan awal’ dari proses menikmati sebuah karya fotografi. Kalau kita dengan rendah hati melihat kedalam diri kita sendiri sebagai fotografer di Indonesia maka fenomena di Indonesia sekarang ini bahwa kepuasan mata seperti ‘raja’ yang ‘mengalahkan’ segalanya, termasuk fotografi yang memandang akan makna. Idealnya. Fotogarfi seharusnya dapat diterima dengan baik oleh mata tapi juga harus menyampaikan makna kepada penikmat. Dua kunci itulah yang seharusnya dipegang oleh setiap fotografer atau calon fotografer. Dan untuk menjadi fotografer yang memotret dengan makna memerlukan proses penempaan dalam belajar. Fotografer yang dikatakan ‘matang’ adalah fotografer yang tidak hanya dapat secara teknis merekam momen dengan cahaya akan tetapi dapat menyampaikan makna yang dikandung didalam hasil karyanya.

Maju fotografi Indonesia.


Tidak ada komentar: